Logo V.2.0

Galeri Kegiatan

Pembangunan Infrastruktur Harus Berkelanjutan


Kementerian Pekerjaan Umum telah menerapkan Konstruksi Berkelanjutan sebagai pendekatan utama dalam menyelenggaran infrastruktur yang mendukung Net Zero Emission. Konstruksi Berkelanjatuan memiliki 3 (tiga) pilar utama yaitu pilar ekonomi, lingkungan, dan sosial yang harus dipenuhi di seluruh tahapan siklus hidup bangunan dan seluruh sumber daya yang digunakan.

''Pembangunan Infrastruktur menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi. Namun jika tidak direncanakan dengan baik justru menimbulkan dampak negatif pada lingkungan seperti peningkatan emisi gas rumah kaca, degradasi tanah dan air, dan lain sebagainya. Solusi yang terbaik adalah tetap membangun infrastruktur namun dengan cara yang berkelanjutan", demikian disampaikan Dirjen Bina Konstruksi Boby Ali Azhari saat menjadi narasumber pada acara Workshop "pencapaian Masa Depan Net Zero melalui Konstruksi Berkelanjutan" yang dilaksankan oleh Pertamina, Kamis (31/07 di Jakarta

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Bina Konstruksi juga menekankan bahwa prinsip berkelanjutan tidak hanya diterapkan pada pembangunan infrastruktur, melainkan juga harus menjadi gaya hidup. Bangunan yang sudah dirancang dan dibangun  dengan prinsip berkelanjutan, juga harus diimbangi dengan pengguna yang menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Hal ini menjadi faktor penting dalam menekan emisi karbon pada saat masa pemanfaaatan Bangunan.

Direktur Utama Patra Drilling Contractor Faried Iskandar Dozyn menyampaikan harapan agara kegiatan ini dapat mengintegrasikan penerapan prinsip Environmental Socia, dan Governance (ESG) pada keseluruhan proyek Pertamina. " Namun lebih jauh lagi kami berharap akan tercipta kolaborasi antara stekholder untuk lingkungan yang berkelanjutan", ujar Faried Turut hadir mendampingi, Direktur Keselamatan dan Keberlanjutan Konstruksi Disaintina Ari Nusanti.